RSS

Rabu, 31 Maret 2010

Phenylketonuria (PKU)

ini juga nyawa-nyawa laporan tutorial gw
sapa tau ada yg minat
monggo dijamah teman

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Sebagaimana kita ketahui bahwa dalam blok ini kita akan membahas secara mendalam tentang Biologi Molekuler. Biologi Molekuler mencakup pembahasan lebih lanjut dan mendalam tentang Biologi sel, sitologi sel, kandungan sel, sampai dengan masalah DNA. Masalah DNA yang dimaksud dapat berupa kejadian mutasi gen sebagaimana yang disinggung dalam skenario 1 yang berjudul “Kencing anak saya baunya aneh”. Dalam skenario tersebut, gejala-gejala seperti belum dapat tengkurap, sering muntah, matanya kebiru-biruan, rambutnya seperti rambut jagung, kulitnya “bule”, dan kencingnya berbau aneh, serta hasil tes yang menunjukkan kadar Phenylalanin yang sangat tinggi dalam darah mengindikasikan bahwa pasien mengalami Phenylketonuria (PKU).
Phenylketonuria (PKU) adalah penyakit metabolik turunan (mutasi gen) dengan karakteristik ketidakmampuan sistem dalam tubuh untuk menguraikan asam amino essensial Phenylalanin ke dalam bentuk asam amino non essensial Tyrosine. Ketidakmampuan tersebut disebabkan beberapa faktor dari mulai tidak diproduksinya atau inaktivasi atau kerja lambat enzim Phenylalanin Hydroxylase (PAH). Enzim terebut sangat diperlukan dalam proses perubahan Phenylalanin ke bentuk Tyrosine. Pasien dengan Phenylketonuria (PKU) jika tidak segera diobati maka akan mengalami retardasi mental atau keterbelakangan mental.

Menurut berbagai penelitian, Penylketonuria (PKU) belum menjadi suatu penyakit berbahaya di berbagai negara dikarenakan PKU sendiri disebabkan mutasi autosomal resesif . Beberapa kasus misalnya ditemukan penderita PKU di Asia Timur 1:10.000 orang, Di Amerika 1:15.000 orang, bahkan di Indonesia masih sangat jarang ditemukan kasus PKU. Walaupun masih sangat jarang ditemukan, tidak ada salahnya kita mencoba mendalami penyakit PKU karena selain untuk menambah ilmu tentang kelainan gen (mutasi gen) yang mengakibatkan PKU sekaligus kita dapat lebih mengerti patofisiologis, patogenesis, sampai dengan bentuk terapi yang dapat dilakukan untuk menyelesaikan masalah penyakit ini.

B. RUMUSAN MASALAH

SKENARIO 1

”Kencing anak saya baunya aneh”

Seorang ibu membawa anak laki-lakinya(8 bln) ke Puskesmas dengan keluhan belum bisa tengkurap, sering muntah, matanya kebiru-biruan, rambutnya seperti rambut jagung, kulitnya ”bule”,dan kencingnya berbau aneh. Dari anamnesis anak ini lahir normal. Hasil pemeriksaan darah menunjukkan kandungan Phenylalanin sangat tinggi.

v Berdasarkan skenario tersebut, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :

1) Diagnosa penyakit terhadap gejala-gejala yang dirasakan si pasien ?

2) Asal, Patofisiologis, Patogenesis, Konsekuensi, dan bentuk Pengobatan dari penyakit yang menyerang si pasien tersebut ?

C. TUJUAN PENULISAN

Tujuan Makro :

1) Mengetahui dan mengidentifikasikan Asal, Patofisisologis, Patogenesis, Konsekuensi dan bentuk Pengobatan terhadap penderita Phenylketonuria (PKU)

2) Mengetahui faktor-faktor genetis yang menyebabkan Phenylketonuria (PKU)

Tujuan Mikro :

1) Mengetahui mekanisme penyakit PKU yang diderita pasien yang disebutkan dalam skenario tersebut

2) Memberikan solusi dan bentuk pengobatan yang sesuai bagi si pasien tersebut

D.MANFAAT PENULISAN

Dari kasus ini, mahasiswa diharapkan dapat mengambil keputusan yang tepat dalam penyelesaian masalah medis serupa skenario tersebut sehingga tidak merugikan pihak manapun.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1. Proses perubahan asam amino essensial Phenylalanin ke bentuk asam amino non essensial Tyrosine.

- Asam Amino adalah unit monomer untuk membangun rantai polipeptida protein. Asam amino sendiri terbagi 2 yaitu :

1) Asam amino essensial : asam amino yang tidak dapat diproduksi oleh tubuh sehingga harus berasal dari luar tubuh berupa isoleusin, leusin, lisin, metionin, fenilalanin, treonin, triptofan, valin.

2) Asam amino non essensial : asam amino yang dihasilkan dari proses yang terjadi dalam tubuh kita berupa glisin, alanin, arginin, histidin, sistein, prolin, tirosin, serin, glutamin,asparagin, asa.glutamat, asam aspartat.

Adapun struktur (gugus karboksil) dari asam amino : COOH-R-NH2

Sumber : BIOKIMIA Harper

2. Penjelasan tentang Phenylalanin dan Phenylketonuria

Phenylalanin adalah salah satu asam amino essensial yang sangat diperlukan oleh tubuh kita. Adapun kandungan normal Phenylalanin dalam darah adalah sekitar 1-2 mg/dL. Seseorang menderita Phenylketonuria (PKU) jika kandungan Phenylalanin dalam darah mencapai 15-63 mg/dL (di atas normal). Sumber : BIOKIMIA Harper.

Jika kandungan Phenylalanin dalam darah sangat tinggi dan tidak segera diubah ke asam amino non essensial Tyrosine maka akan terjadi penimbunan Phenylalanin. Phenylalanin yang terakumulasi dalam darah membawa dampak buruk bagi tubuh kita seperti gejala-gejala yang disebutkan dalam skenario di atas. Kenapa kandungan Phenylalanin yang tinggi dapat merusak syaraf dan akhirnya menyebabkan retardasi mental ? Hal tersebut dapat terjadi dikarenakan ketidakmampuan tubuh kita menguraikan Phenylalanin ke bentuk Tyrosine (karena tidak adanya enzim Phenylalanin atau inaktivitas enzim tersebut) à maka dopamine pun tidak akan terbentukà tidak terbentuk norepinefrinà tidak terbentuk epinefrinà tidak ada neurotransmitter(zat penghantar rangsang pada syaraf satu ke syaraf yang lain)à sehingga menyebabkan keterbelakangan mental atau dapat dikatakan retardasi mental. Terkadang proses ketidakmampuan tersebut mebuat jenis asam amino yang lain ikut tidak terbentuk seperti pada pembentukan jenis Tryptophan. Sumber : Genetika Manusia Suryo

3. Patofisiologis dan Patogenesis dari Phenylketonuria

Sebagaimana yang telah disebutkan sebelumnya bahwa Phenylketonuria disebabkan ketidakmampuan tubuh kita untuk menguraikan Phenylalanin ke bentuk Tyrosine. Ketidakmampuan tersebut dapat disebabkan kekurangan jumlah atau tidak dibentuknya atau degradasi atau inaktivitas enzim Phenylalanin Hydroxylase. Kekurangan jumlah, tidak terbentuknya, degradasi, atau inaktivitas enzim Phenylalanin disebabkan terjadi mutasi pada kromosom 12 tepatnya pada telomer q (lengan yang panjang). Adapun mutasi yang terjadi kromosom 12 ada beberapa macam :


Jika telah terjadi mutasi kromosom 12, maka mutasi bersifat hereditas (dapat diturunkan). Adapun mekanisme penurunan mutasi dari lingkungan orang tua ( ayah dan ibu adalah carrier atau heterozigot) :

- 25% anak yang tidak terkena PKU

- 50% anak menjadi carrier

- 25 % anak terkena PKU(autosomal resesif)

Sumber : www.mayoclinic.com

Jadi mutasi kromosom 12 yang menyebabkan PKU dapat diturunkan dan hal tersebut dapat menyebabkan anak yang gennya mendapat bagian pasangan resesif akan menderita gejala-gejala PKU.

4. Konsekuensi dari PKU. Adapun gejala-gejala yang menyertai pasien dengan PKU adalah sebagai berikut :

- kejang
- mual dan muntah
- perilaku agresif atau melukai diri sendiri
- hiperaktif
- gejala psikis (kadang-kadang).
bau badannya menyerupai tikus karena di dalam air kemih dan keringatnya mengandung asam fenil asetat (hasil pemecahan fenilalanin).

Konsekuensi terparah jika penderita PKU tidak diobati adalah retardasi mental.

Sumber : www.medicastore.com

5. Tes Lab. Adapun tes lab untuk mendiagnosis kandungan Phenylalanin :

i. Tes Guthrine: tes level asam amino fenilalanin dalam darah menggunakan pertumbuhan bakteri bacillus subtillis dalam kultur (media agar-agar) yang diberi inhibitor (B2 Thienylalanin). Jika kandungan fenilalanin dalam darah berlebihà mempercepat pertumbuhan bakteri bacillus subtilis dan pertumbuhan inhibitornya akan terhambat. Tes Guthrie mengambil darah pada saat bayi berusia 2-3 hari dari bagian tumit dan sampel darah tersebut diteteskan pada sebuah kertas dengan daya kapilaritas yang tinggi.

ii. Tes HPLC : Tes ini lebih efisien dan efektif karena langsung memisahkan kandungan Phenylalanin dalam darah dan langsung di cek tingkatan Chromatography-nya

Sumber : www.medhelp.org

6. Pengobatan sebagai berikut :

i. Diet fenilalanin. Pada bayi yang baru lahir dan positif PKU maka harus dibatasi pemasukan ASI nya dan dapat digantikan susu formula yang kaya protein lain terkecuali jenis Phenylalanin dan tetap di bawah pengawasan ahli gizi sampai kondisi tubuh terkandung Phenylalanin yang normal tetapi walaupun sudah normal tetap dianjurkan untuk memeriksakan kadar Phenylalanin secara teratur

ii. Tidak boleh mengkonsumsi aspartam. Aspartam jenis pemanis yang banyak mengandung Phenylalanin.

iii. Pemberian L-Dopamine untuk mencegah kelainan neurologis agar rangsangan tetap dapat dihantar dari satu syaraf ke syaraf yang lain

iv. Pemberian BH4 (Tetrahydrobiopterin)à karena kadar BH4 dapat menurunkan kadar fenilalanin dalam tbh hingga 30% secara oral

Sumber : www.e-medicine.com

7. Penatalaksaan

i. Kontrol darah rutin

Untuk memeriksakan kandungan Phenylalanin dalam darah agar jika terjadi kenaikan dapat segera diatasi dengan berbagai macam pengobatan

Sumber : www.wikipedia.com

BAB III

PEMBAHASAN

A. HASIL DISKUSI

Sebagaimana yang telah disebutkan dalam tinjauan pustaka, bahwa semua gejala yang disinggung dalam skenario 1 adalah indikasi telah terjadi Phenylketonuria (PKU) pada si pasien.

Dari gejala tidak dapat tengkurap pada usia 8 bulan merupakan salah satu indikasi terjadinya kemunduran perkembangan akibat rusaknya syaraf-syaraf otak karena kandungan Phenylalanin yang sangat tinggi. Pasien juga mengalami sering muntah diakibatkan karena tidak adanya rangsangan “menerima zat-zat essensial dalam makanan” yang dihantar dari satu syaraf ke syaraf yang lain atau pun karena kandungan Phenylalanin yang sangat tinggi sehingga mengakibatkan “jenuhnya” kandungan asam amino sehingga tubuh si pasien akan menolak makanan atau minuman yang masuk. Sedangkan mata kebiru-biruan, rambut seperti rambut jagung, dan kulit “bule” disebabkan tidak dapatnya Phenylalanin diubah menjadi Tyrosine(tidak dibentuknya atau inaktivasi enzim PAH ) sehingga mengakibatkan kekurangan pigmen melanin(hipopigmentasi) sebagai indikasi kekurangan asam amino Tyrosine.

Jika pasien tidak segera diobati atau diberi terapi yang sesuai maka semakin lama si pasien akan mengalami retardasi mental atau keterbelakangan mental. Bentuk pengobatan pun dapat berupa diet rendah protein terutama terhadap kandungan Phenylalanin. Diet disini adlah pembatasan jumlah Phenylalanin yang masuk ke dalam tubuh kita. Phenylketonuria (PKU) sendiri terjadi karena mutasi kromosom 12 (sehingga enzim PAH tidak dapat dibentuk atau inaktivasi) dan bersifat hereditas terutama pasangan gen yang bersifat resessif karena jika bentuk gennya heterozigot maka itu hanya carrier tanpa merasakan gejala-gejala yang telah disebutkan. Maka si pasien (anak 8 bulan) mendapatkan PKU karena hreditas gen dari orang tua (ayah dan ibu sama-sama carrier PKU)

B. KESIMPULAN DAN SARAN

1) Phenylketonuria (PKU) disebabkan oleh mutasi gen Phenylalanin Hydroxylase (PAH) pada kromosom 12 (bersifat hereditas atau dapat diturunkan) yang mengakibatkan ketidakmampuan Phenylalanin berubah menjadi Tyrosine sehingga terjadi penimbunan Phenylalanin dalam darh yang sangat tinggi sehingga menimbulkan gejala-gejala yang disebutkan dlam skenario 1

2) Jika si pasien positif terkena Phenylketonuria (PKU) maka langkah selanjutnya adalah melakukan pengobatan berupa diet rendah protein terutama yang mengandung Phenylalanin, menghindari konsumsi aspartam(banyak mengandung Phenylalanin), Pemberian L-Dopamine, atau Pemberian BH4 (Tetrahydrobiopterin) tergantung jenis level Phenylketonuria yang diderita.

3) Mutasi kromosom 12 tersebut dapat bersifat hereditasdan juga harus berupa pasangan gen yang resesif sehingga dapat menginfeksi keturunannya dengan Phenylketonuria (PKU)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar